Sejumlah Wilayah Kota Bima kembali Terdampak Banjir Bandang

Kota Bima, Timurheadlinenews_

Curah hujan yang cukup tinggi kerap menyebabkan luapan air di sejumlah wilayah Kota Bima. Kondisi seperti ini Seolah sudah menjadi langganan pada setiap musim hujan. Kendati sudah diupayakan perbaikan infrastruktur namun masalah banjir belum mampu teratasi hingga sekarang ini.

Minggu 28 November 2021 hujan kembali melanda wilayah Kota Bima, curahnya yang tinggi, telah menyebabkan luapan air di sejumlah lahan pertanian dan pemukiman warga di sejumlah kelurahan, terutama di sepanjang alur sungai.

Walikota Bima H Muhammad Lutfi,SE Minggu sore (28/11/2021), usai mendapat informasi soal banjir itu langsung melihat kondisi di sejumlah wilayah terdampak banjir.

Walikota didampingi Dinas PUPR dan BPBD langsung meninjau beberapa titik pada pukul 15.30 WITA. Antara lain lingkungan Lewijambu, Kelurahan Santi, jembatan Raba Salo Penaraga, Lingkungan Salama Kelurahan Pane, Lingkungan Gilipanda Kelurahan Sarae, jembatan Kelurahan Jatiwangi dan Jatibaru Timur.

Wali Kota Bima mengungkapkan intensitas hujan dua hari ini cukup tinggi, telah mengakibatkan beberapa sungai meluap dan air masuk ke lahan pertanian dan rumah warga.
“Pemerintah akan mencari solusi terbaik untuk masyarakat yang terdampak. Ini menjadi tanggung jawab kita bersama,” jelas Walikota.

Ia meminta para Lurah berkoordinasi dengan Ketua RT di masing- masing wilayah terdampak untuk segera melaporkan melalui e-Lapor, hal itu untuk memudahkan penanganan segera oleh pemerintah.

Untuk menekan banjir yang akan datang pemerintah akan segera mengambil langkah langkah, dimulai dengan menarik semua SPPT warga yang melanggar ketentuan pemberlakuan fungsi hutan, peningkatan nilai hukum adat dengan sejumlah unsur.

Pemerintah juga tidak akan memprogramkan buka jalan tani baru, melakukan penanaman kembali hutan dengan pohon kemiri seluar sekitar 2000 hektare (ha).

BACA JUGA:  100 Lansia di Kota Bima dapat Bantuan Beras dan Telur

Selain itu, mulai awal 2022 pemerintah akan melakukan normalisasi sungai dari hulu ke hilir, peremajaan dan pembaharuan infrastruktur, dari pusat kota sampai sisi terluar, serta untuk menahan tingginya sedimentasi akibat lumpur bawaan dari atas ke bawah.

Adapun di wilayah bukit akan dibangun tegalan dan terasering, Semua dari kerjasama luar negeri, bantuan kementerian, bantuan bank dunai dan Jepang, dilaksanakan awal tahun 2022 sampai dengan 2026.(tim)