Kota Bima, Timurheadline._
Salah seorang guru SMPN 9 Kota Bima, Reni Ayu Rukmana Dewi, S.Pd, telah menemukan cara pembelajaran yang efektif guna meningkatkn minat baca anak sambil berkarya. inovasi yang diberi nama ‘GERILYA’ itu adalah metode sederhana bagi seorang pengajar, bagaimana mereka berinteraksi dengan anak didik di alam sambil belajar.
Sebagai seorang guru yang mengabdi di sekolah, ia melihat kondisi banyak di kalangan anak anak saat ini tidak memiliki mnat minat baca yang baik, hal itu menurutnya dipengaruhi banyak faktor, dintaranya kurangnya buku bacaan, pengaruh game online dan lainnya, melihat kondisi tersebut, maka ia tergerak hati untuk memberikan dedikasi dan berkontribusi untuk lingkungan Masyarakat dimana tempat ia mengabdi. “Salah satu hal yang Kami lakukan adalah dengan menginisiasi kegiatan peduli anak dan lingkungan dalam sebuah kegiatan penguatan literasi numerasi. “GERILYA” hadir untuk memberikan penguatan dan mengedukasi tentang pentingnya meningkatkan kemampuan dan membiasakan diri untuk membaca,” bebernya.
Ia menyatakan, di era sekarang ini, sangat penting bagi seorang guru untuk bisa mendorong peserta didik menemukan skill keterampilan sebagai bekal masa depan. Rendahnya minat baca pada anak-anak mendorong munculnya inovasi “GERILYA”, dimana inovasi ini merupakan bentuk penguatan literasi dan numerasi pada anak-anak yang ada di lingkungan sekitar SMPN 9 Kota Bima.
Di sisi lain, rendahnya minat baca pada anak, tentu dipengaruhi oleh banyak faktor seperti kurangnya kemampuan membaca, tidak banyak memiliki koleksi buku bacaan yang menarik, dan pengaruh game online. “Anak-anak justru lebih banyak menghabiskan waktu dengan bermain lebih lama dari pada membaca buku atau memperlancar keterampilan membacanya,” katanya.
GERILYA hadir untuk mengisi waktu libur anak-anak dengan kegiatan penguatan literasi untuk mengurangi intensitas anak-anak bermain game online. Banyaknya waktu anak yang digunakan untuk bermain game online tentunya berdampak pada rendahnya minat anak untuk membaca buku, keterampilan berkomunikasi dan keterampilan berkarya sehingga budaya membaca buku dan berkarya saat ini mulai terkikis. “Anak-anak lebih memilih mengisi waktu luang dengan game online dari pada membaca dan berkarya,” ujarnya.
Ia menjelaskan, GERILYA merupakan akronim dari gerobak literasi dan karya, bentuk kegiatan ini yaitu berliterasi dan membuat karya. Yang berbeda dari kegiatan ini adalah adanya media gerobak sebagai bentuk inovasi tempat untuk menyimpan buku. Agar dapat menarik perhatian peserta didik maka kegiatan literasi dilakukan di ruang terbuka dengan media gerobak buku sebagai tempat untuk meletakan buku agar lebih menarik.
Metode tersebut ujarnya, guru memanfaatkan kardus bekas untuk didaur ulang menjadi sebuah gerobak buku sederhana. Jenis kardus yang digunakan bervariasi sesuai ukuran yang diinginkan, seperti kardus bekas mie instan, air mineral atau yang lainnya. Untuk menambah nilai keindahannya kemudian kardus dihias menyerupai gerobak sesuai kreasi. Secara visual adanya gerobak buku dari kardus bekas dapat. (tim)











