Bima, Timurheadlinenews_
Untuk meningkatkan pelayanan, rumah sakit umum daerah (RSUD) Bima yang saat ini sudah berubah status menjadi Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) menerapkan pelayanan pola satu pintu. Pelayanan satu pintu lebih efektif untuk memudahkan keluarga pasien mengurus administrasi.
Direktur BLUD Kabupaten Bima, dr.H. Ihsan, MPh, menyatakan, fokus utama yang menjadi prioritas adalah melayani masyarakat agar merasa nyaman ketika berobat, oleh karena itu pihaknya berupaya memberikan pelayanan terbaik di setiap unit kerja di instansi yang dipimpinnya. “Dulu masih dilayani di bagian masing masing, sehingga masyarakat Merasa repot ke sana kemari, sekarang berbeda setelah Kita terapkan pola satu pintu,” ujarnya Selasa 30 November 2021.
Selain itu, kata dokter gigi alumni UGM ini, pola satu pintu akan berimbas pada efektifitas pelayanan, pihaknya harus menempatkan petugas di setiap unit 24 jam dengan system’ shif di masing masing ruang pelayanan.
Penerapan pola satu pintu ini, awalnya mendapat reaksi yang tidak bagus, namun dengan tekad yang kuat demi memperbaiki system’ pelayanan, hal itu harus dilakukan untuk memudahkan pasien dan keluarganya terlayani dengan baik. “Bukannya tidak ada hambatan, namun jika Kita melakukan dengan ihlas, semua akan berjalan baik, apalagi ini menyangkut pelayanan dasar kesehatan bagi masyarakat,” ujarnya.
Saat ini, pihaknya tengah menyelesaikan pembangunan sejumlah fasilitas pendukung kesehatan tersebut, rencananya pembangunan akan membutuhkan biaya sekitar Rp100 miliar lebih, dalam waktu lima tahun, termasuk tiga bangunan pelayanan berlantai tiga dan sejumlah fasilitas pendukung lain. “Tapi karena adanya Pendemi covid, pembangunan tertunda, anggaran terbatas,” bebernya.
Ia menjelaskan, biaya pembagunan semua gedung RSUD saat ini bersumber dari Dana Alokasi Khusus (DAK), ada juga dari anggaran BLUD sendiri, serta dari pemerintah daerah, sedangkan prosesnya tender melibatkan pihak ketiga. “Perusahan yang mengerjakan adalah perusahaan bonafid, jadi tidak sulit dalam hal keuangan,” ujarnya.
Untuk bangunan instalasi gawat darurat (IGD) akan selesai pada 30 Desember 2021. Gedung tersebut akan digunakan pada awal tahun 2022. Sedangkan bangunan lain masih dikerjakan dan menyusul sesuai dengan ketersediaan anggaran.
Ihsan menyebutkan, kritik dari internal atau dari luar rumah sakit atas pembangunan tetap ada, akan tetapi Niat tulus untuk melayani masyarakat agar merasa nyaman tetap harus dilakukan. “Kita tidak membedakan antara masyarakat Kota atau kabupaten semua harus mendapat pelayanan dengan baik,” katanya.(01)