Kota Bima, Timurheadlinenews_
Warga Kelurahan Sadia Kecamatan Mpunda Kota Bima telah merancang inovasi kompor hemat biaya dengan memanfaatkan bahan dasar oli bekas, selain untuk memasak, alat tersebut juga bisa dimanfaatkan sebagai alat pemanas ternak khusunya ayam. Bagaimana ceritanya?
Agus Syukur adalah Warga RT 9 RW 03, sebelum beternak ayam super, sebelumnya dia menekuni usaha las listrik, bahkan pria dengan penampilan sederhana ini pernah dua kali mengunjungi negeri Jepang sebagai tenaga kerja di negeri Naruto tersebut. Dari sanalah awal dia bekerja mengenal las hingga akhirnya pulang dan memulai usaha baru di tanah kelahirannya.
Syukur bercerita panjang pada tim dari Bidang Pengembangana Pemanfaatan Tekhnologi dan Inovasi (PPTI) BRIDA Kota Bima, yang dipimpin langsung oleh Kepala Bidangnya, Zainul Arifin, S.Sos, bagaimana awal mula dia menciptakan alat tersebut. “Pada awalnya Saya kebingungan bagaimana cara memasak di rumah saat minyak tanah mahal dan tidak disubsidi, sementara gas elpiji sebagai pengganti juga mengalami kelangkaan,” ceritanya.
Syukur mengaku beberapa kali mencoba alat yang dibuat tersebut hingga bisa dimanfaatkan dalam keperluan memasak, kendati beberapa kali sempat gagal, namun niatnya tidak berhenti sampai di situ, setelah dilakukan modifikasi dengan menambah beberapa pipa dan alat lain, maka alat tersebut berhasil dibuat dan bisa dioperasikan oleh dirinya setahun lalu. “Selain oli bekas, bahan bakar juga bisa dimodifikasi dengan menggunakan minyak goreng dan juga solar,” bebernya.
Untuk waktu api menyala, durasinya cukup lama, satu liter oli bekas mampu memiliki daya bakar hingga satu setengah jam, dengan kualitas panas yang cukup baik. “Kita atur agar api tetap biru dan tidak menimbulkan bekas hitam atau kotoran pada panci atau alat memasak lainnya,” ujar dia.
Sejak diciptakan alat tersebut, kini syukur telah membuat sekitar 6 unit alat lainnya, 5 di antaranya telah dijual dan dimanfaatkan di berbagai wilayah khususnya digunakan oleh peternak ayam sebagai alat pemanas ternak, belum ada keluhan dari pengguna alat tersebut sejak dirinya menjualnya.
Kepala Bidang PPIT BRIDA Kota Bima, Zainul Arifin, S.Sos, mengaku telah mendapatkan detail lengkap alat tersebut dan bisa menjadi salah satu rancangan inovasi dalam lomba inovasi dan TTG yang akan digelar tahun ini oleh pemerintah Kota Bima.
Ia menjelaskan, beberapa bahan alat tersebut masih bisa didapat dengan mudah, terdiri dari plat besi, pipa besi, dan tambahan blower untuk membagi suhu hasil pembakaran mengarah langsung ke ternak. Tentu saja untuk menggabungkan semua alat tersebut diperlukan alat pengelasan. “Kebetulan beliau Agus Syukur ahli dalam bidang las, dan perlatanannya cukup lengkap,” ujar Zainul.
Di tempat yang sama, Lurah Sadia, Heryanto, S.Pd, mengaku, kreativitas warganya itu telah membuatnya bangga, rencananya alat tersebut akan diusulkan sebagai inovasi dalam lomba inovasi dan TTG tahun ini yang diadakan oleh pemerintah Kota Bima. “Mungkin nanti akan ada pengembangan lanjut dari apa yang diciptakan oleh warga kami,” ujar dia.(tim)