Kota Bima, timurheadlinenews_
Sejumlah petugas penggali kuburan syuhada Rabangodu mengaku kewalahan bekerja selama sebulan terakhir. Hal itu disebabkan banyaknya warga yang meninggal pada saat pandemi covid 19 gelombang kedua yakni sekitar 54 warga yang meninggal dengan berbagai keluhan. Namun yang dilaporkan covid dan dikubur sesuai protokol covid hanya sekitar 7 orang.
Penanggung jawab kuburan Syuhada Rabangodu, Selasa (27/7) Ilhamudin alias Aba Ha menyatakan sekitar 54 warga Rabangodu Utara dan Selatan selama dua bulan terakhir, kondisi seperti itu sudah berlangsung sejak bulan Juni 2021, namun puncaknya pada awal bulan Juli hingga sekarang, setiap harinya ia dan rekan rekannya menggali lubang dua hingga tiga. “Bahkan ada yang dikuburkan tiga sekaligus dalam satu tempo satu hari sehabis Zuhur,” papar nya.
Untuk itu ia meminta keluarga korban untuk aktif membantu petugas agar proses penguburan jenazah dapat berjalan lancar dan cepat. Selain itu ia juga meminta pihak dua Kelurahan yakni kelurahan Rabangodu Utara dan selatan untuk berkoordinasi dan membantu pekerjaan penggalian dengan menghimbau warga nya untuk aktif membantu.
Tidak bisa dibayangkan jika penggali yang bekerja sukarela itu tidak mampu bekerja lagi. Dan tidak bisa dibayangkan pula jika keluarga korban tidak ada yang membantu.
Selama ini, warga hanya melakukan nya dengan sukarela, bahkan jenazah yang diidentifikasi covid 19 juga pada saat penggalian juga menggunakan jasa warga setempat.
Diakuinya selama pandemi ini hanya 7 warga yang dikuburkan melalui proses covid, meski pada kenyataanya jumlah orang meninggal meningkat dari sebelum pandemi pertama berlangsung.
Bahkan Aba Ha, sapaan akrabnya sempat mengalami drop selama beberapa hari akibat terlalu kecapaian dan harus dirawat di rumah. (Tim)