Kota Bima, Timurheadline_
SMPN 9 Kota Bima, merupakan salah satu sekolah dari sekian banyak sekolah di Kota Bima yang terbilang berada di ujung atau di pinggir Kota, meski demikian sekolah ini mampu melakukan terobosan untuk memberikan kenyamanan dalam belajar siswa baik dalam mengikuti kegiatan belajar mengajar (KBM) dan juga pembinaan di luar pelajaran.
Sekolah ini terletak di antara dua Kelurahan, yakni Kodo 1 dan Kodo 2, Kecamatan Rasanae Timur, Dalam perjalanannnya, SMPN 9 Kota Bima hingga saat ini telah menampung sekitar 184 siswa terdiri dari kelas VII sampai sampai kelas IX, sejumlah kegiatan penunjang terus di adakan oleh sekolah untuk memberikan pendidikan mental siswa, diantaranya pembinaan rutin imtaq dan juga kegiatan penanaman 200 pohon Mahoni.
Kepala SMPN 9 Kota BIma, M Nasir, SPd, MPd, menyatakan, Untuk Penanaman pohon yang baru baru ini dilaksanakan, guru dan siswa ikut terlibat dalam Kegiatan Bhakti Lingkungan, selain sebagai pembinaan mental untuk mencintai lingkungan, kegiatan itu juga dimaksudkan untuk mensukseskan program pemerintah Kota Bima, yakni, Cinta Menanam, yang melibatkan guru, OSIS, Yayasan Kabua Dana Rasa, Koppa Mbojo, sementara penanamannya sendiri di lokasi jalan menuju Temba Kolo Kelurahan Kolo.
Tidak hanya itu, Untuk persispan pembinaan Imtaq misalnya, sekolah tersebut telah membangun sebuah musholla yang dananya dari swadaya dan sumbangan dari berbagai pihak. Meski pembangunannya belum rampung, akan tetapi bentuk mushalla sudah terlihat indah dan tinggal penyelesaian akhir (finishing). “Tinggal dibenahi bagian akhir saja, sebenarnya sudah rampung akan tetapi Kita masih melihat apa saja yang kurang,” ujarnya.
M Nasir menuturkan, pembangunan musholla tersebut didukung penuh oleh warga sekitar, dengan harapan musholla tidak saja digunakan oleh siswa dan guru akan tetapi juga warga di sekitar lokasi juga diharapkan ikut berpartisipasi baik dalam hal pembangunannya juga memakmurkannya. “Rencananya Kita setelah pembanguannnya selesai Kita akan mengundang warga untuk peresmiannya,” ujarnya.
Dikatakannya, kendati saat ini sekolah belum diperbolehkan belajar tatap muka, (tapmu), pihaknnya terus melakukan upaya untuk mengejar ketertinggalan siswa, selain belajar melalui daring pihaknya juga melakukan luring atau luar jaringan, sebab banyak kata dia, siswa yang tidak memiliki fasilitas daring, guru guru di sekolah tersebut melakukan Luring atau belajar di luar jaringan dengan mendatangi rumah siswa untuk belajar bersama secara berkelompok bagi siswa yang rumahnya berdekatan di suatu wilayah.(tim)