Kota Bima, Timurheadlinenews_
Tim peneliti Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima mendampingi Peneliti Univesitas Negeri Malang (UNM) melakukan penelitian di sekitar teluk Bima akibat fenomena Sea Snot yang terjadi pertengahan April 2022 Lalu. Penelitian lanjutan ini telah mengambil sampel yang lebih luas untuk mengetahui pengaruh beberapa jenis tumbuhan yang mampu mengikat logam berat akibat pencemaran limbah di beberapa area air tawar maupun air laut Teluk Bima. Selain peneliti dari BRIDA, ada peneliti dari Dikes Kota Bima yang mendampingi Peneliti daru UNM Malang tersebut tersebut.
Peneliti Bidang Kesehatan BRIDA Kota Bima, Asryadin, S.ST, MSi, menjelaskan, sebelumnya fenomena Sea Snot di teluk Bima sudah dilakukan beberapa kali peneltian, baik dari Labkesada maupun dari ITN Malang, secara garis besar hasil penelitian tersebut menunjukan pengaruh penggunaan obat tanaman di gunung mengakibatkan perubahan kadar garam di teluk Bima, hasil sampel ditemukan limbah atau residu obat tanaman yang dibawa oleh banjir gunung memengaruhi tingkat pertumbuhan alga beracun di sekitar teluk, limbah atau residu tersebut telah mengakibatkan munculnya fenomena alam Sea Snot di sepanjang teluk Bima. “Penelitian ini akan memberikan Kita informasi tambahan soal fenomena alam yang terjadi pada April Tahun lalu,” ujarnya.
Asryadin mengatakan, variable penelitian akan lebih diperluas dengan mengambil sampel tanaman, pengaruh limbah ini diduga telah menyebar juga di sejumlah muara sungai, sehingga perlu adanya penelitian terkait tanaman yang mampu secara alami mengikat kimia logam berat atau arsenic, tanaman yang diambil sampel tersebut yakni Kayu Apung, eceng Gondok dengan Kangkung.
Penelitian sebelumnya menunjukan parameter kimia di sejumlah lokasi air laut termasuk bagian hulu masih agak tinggi, maksud dari penelitian tersebut akan memberikan informasi kemampuan tiga tumbuhan tersebut dalam mengikat logam berat, jika penelitian itu berhasil maka akan tergambar bahwa ada sejumlah tumbuhan yang memiliki kemampuan vitoremi secara alami mengikat racun. “Sehingga meskipun ada peningkatan kadar cemaran segimen ada tumbuhan yang mampu secara alami akan mengikatnya dan tidak berbahaya bagi manusia maupun biota laut,” paparnya.
Dikatakannya, rencana penelitian tersebut dilakukan dengan model reduksi kadar COD, PO4, NO2, NO3, NH3 pada cemaran limbah Teluk Bima menggunakan Inovasi Ipomoea Aquatica, Pistia Stratiotes, Eichornia Bioremediator. “Hasil Penelitian ini akan sangat bermanfaat bagi Kita untuk mengetahui peran tumbuhan mengikat logam berat berbahaya di sekitar teluk akibat pencemaran yang terjadi,” paparnya.(tim)