Kota Bima, timurheadlinenews_
Lebih dari 600 warga Kelurahan Jatiwangi yang dikoordinir Lurah dan Ketua RT dan RW, Minggu (7/5/2023) bersama puluhan ribu warga lain Kota Bima tumpah ruah di jalanan Soekarno Hatta Kota Bima untuk ikuit ambil bagian dalam pergelaran Pawai Rimpu yang diadakan pemerintah Kota Bima. Kelurahan yang merupakan wilayah Binaan Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima ini sangat antusias menampilkan berbagai atraksi untuk mendukung perhelatan Akbar budaya setiap tahun tersebut. “Kita mendapat bagian dari arah Barat Paruga Nae menuju kantor Walikota Bima dan Kita Pilih menjadi peserta terakhir yang jalan dari arah Barat,” kata Kepala BRIDA Kota Bima, Adhi Aqwam, ST, M.Eng, M.Sc saat berjalan bersama peserta dari kelurahan tersebut, Minggu (7/5/2023).
Tidak sama dengan peserta lain, warga Jatiwangi telah membuat suasana pawai tidak membosankan dengan menampilkan kesenian Hadra dan juga gamelan khas Bima sepanjang jalan dari mulai star hingga finis, meraka tampak bersemangat kendati terik matahari dan rela antri jadi peserta terakhir dalam pawai tersebut. Mereka para warga terutama anak muda ini telah membuat acara tersebut lebih hidup sepanjang jalan dengan dentuman musik gamelan khas bima. “Kita tunjukan kebangaan Kita sebagai orang Bima yang mempertahankan kelestarian budaya rimpu ini, semua pegawai BRIDA tanpa terkecuali ikut dalam pawai,” ujarnya.
Kelurahan Jatiwangi terdiri dari beberapa lingkungan, ada 9 RW dan 25 RT di kelurahan yang dipimpin oleh Lurah Jumardin, S.Sos, dan Sekreterasis Syafrudin, SH, itu. Kebersamaan warga dan lurah terlihat sangat apik, sehingga mobilisasi massa untuk ikut pawai bersama saat acara rimpu begitu banyak warga yang ikut. “Mereka berinisiatif untuk meramaikan rimpu sudah sejak persiapan, Kita juga telah menggelar rapat bersama di kantor Kelurahan sebelumnya,” ujarnya.
Senada seperti yang disampaikan Walikota Bima, Kepala BRIDA mengungkapkan Rimpu bukan hanya sekedar symbol pakaian, akan tetapi ada makna jelas di dalamnya, bagaimana perempuan Bima menata pakaiaannya sesuai dengan syrariat islam, dengan tetap mempertahankan budayanya. “Budaya tidak hilang, para pendahulum Kita telah menyesuaikan pakaian tetap pada norma norma islam,” paparnya.
Disamping itu, menurut dia, ada nilai tambah yang diperoleh Ketika acara Pawai Rimpu itu dilakukan, dimana ekonomi masyarakat bergeliat dengan sendirinya, terutama kebutuhan sarung, dan juga UMKM dengan berbagai menu makanan saat acara itu digelar. “Kita sadar berbagai inovasi akan terus berkembang seiring dengan berbagai pemikiran, Pawai Rimpu adalah salah satunya, bagaimana masyarakat Kita melakukan inovasi corak yang lebih indah untuk tenun khas bima ini,” paparnya.
Saat peserta dari Kerlurahan Jatiwangi sampai di garis Finis, mereka diberikan kesempatan untuk menunjukan tarian Hadarah di depan Walikota dan sejumlah tamu undangan. “Penampilan yang sangat baik, warga Jatiwangi tampak bersemangat ikut pawai,” kata seorang penonton di lokasi.(tim)