Kota Bima, Timurheadlinenews_
Badan Riset dan Inovasi Daerah (BRIDA) Kota Bima, telah mengundang para ketua RT dan RW Se kelurahan Jatiwangi untuk sosialisasi dan menyampaikan hasil Quick Response Analisis (QRA) kasus demam berdarah dengue (DBD). Undangan pertemuan tersebut akan berlangsung Rabu 15 Febuari 2023 mulai pukul 09.00 Wita hingga selesai bertempat di kantor Kelurahan Jatiwangi Kecamatan Asakota.
Pertemuan tersebut akan memberikan pemamahaman serta sosialisasi pada para ketua RT/RW dan masyarakat berkaitan dengan penanganan atas melonjaknya kasus DBD di Kota Bima, BRIDA Kota Bima telah merekomendasikan beberapa hal untuk penanganan kasus demam berdarah dengue (DBD) yang telah ditetapkan sebagai kasus KLB oleh pemerintah Kota Bima. “Rekomendasi berdasarkan hasil riset di sejumlah wilayah Kota Bima, Kita akan mengawali penyampaian ini ke kelurahan Jatiwangi sebagai kelurahan binaan BRIDA,” Kepala Bidang Pengembangan dan Pemanfaatan Riset (Kabid PPR) BRIDA Kota Bima, Fahrul Annas, SE, Selasa 14 Febuari 2023.
Fahrul Annas menyatakan, pihaknya bersama tim peneliti telah melakukan survey di sejumlah wilayah Kota Bima dimana tempat terjadi kasus DBD yang meningkat, wilayah Rasanae Barat dengan kepadatan penduduk tertinggi penyebaran virus lebih tinggi, kendati secara umum kondisi lingkungan serta sanitasi cukup baik, akan tetapi pada beberapa lokasi masih ditemukan wadah penampung air yang terbuka yang memungkinkan nyamuk berkembang biak.
Ada beberapa hal yangh perlu diperhatikan, dari hasil rekomendasi BRIDA Kota Bima atas kasus DBD, pada program jangka pendek, diminta untuk mengaktifkan kembali kinerja tim gerak cepat (TGC), baik dari Dinas Kesehatan, Puskesmas maupun dari OPD lain. Kemudian melakukan pemantauan jentik nayamuk yang lebih komprehensip oleh petugas kesehatan, kader aparat kelurahan, dan memberikan sosialisasi dan edukasi mengenai bahaya DBD dan upaya pencegahan yang tepat kepada seluruh masyarakat, terutama pada wilayah yang mengalami kejadian kasus tertinggi oleh PUskesmas dinas kesehatan dan juga OPD lain.
“Kita juga menghimbau melakukan sanitasi lingkungan terpadu dan massal terutama PSN dengan melakukan 3M plus bergotong royong. Serta kita sandarkan juga peran aktif OPD di setiap kelurahan binaan,” ujarnya.
Sedangkan untuk jangka menengah, BRIDA menyarankan pengoptimalan ketersediaan darah donor bagi penderita dengan anemia, mengatifkan PMI dan unit transfuse darah, penguatan himbauan dan arahan walikota bima kepada aparat pemerintah kelurahan dan masyarakat mengenai sanitasi lingkungan.
Kemudian membuat lomba kesehatan lingkungan tingkat kelurahan yang difasilitasi dan diselenggarakan oleh kecematan, peningkatan sarana dan prasarana serta peran RSUD Kota Bima dalam melawan DBD. “Serta penguatan system pelaporan dan tracing kontak kasus untuk menghindari meluasnya penularan oleh tim surveylans puskesmas dan dinas kesehatan.
Sedangkan untuk jangka panjang, diharapkan ada rapat koordinasi yang dipimpin walikota bima berdasarkan kajian cepat BRIDA Kota Bima, pembuatan zonasi kasus DBD setiap wilayah dengan titik koordinat, melakukan penelitian dan inovasi yang bermanfaat bagi program pengendalian DBD yang difasilitasi oleh BRIDA Kota Bima, menyusun regulasi reward dan punishment dari wailkota pada pelaksanaan monitoring sanitasi lingkungan mulai dari tingksat dasar RT/RW kelurahan. “Serta menyuusun video promosi kesehatan dalam rangka komunikasi, informasi dan edukasi, (KIE) dengan bentuk kemasan audio visual yang lebih menarik bagi kalangan difasilitasi BRIDA Kota Bima, Dinas Kesehatan dan OPD terkait,” pungkasnya. (tim)