Waspada! DBD di Kota Bima Capai 92 Kasus, 4 Meninggal, Begini Penjelasan Kepala Dikes

Kota Bima, Timurheadlinenews_

Hingga bulan Januari 2023 ini kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kota Bima mencapai 92 kasus, empat diantaranya diketahui meninggal, kasus itu tersebar di beberapa wilayah kelurahan.

Empat orang meninggal itu masing masing satu di Kelurahan Penatoi, satu di Kelurahan Ule dan dua orang di Kelurahan Sarae dan rata rata usia dibawah 14 tahun. “Peningkatan kasus DBD ini harus diwaspadai dan Kita sudah minta pihak Kelurahan untuk secara bersama-sama mengantisipasi bersama warga,” kata Kepala Dinas Kesehatan (Dikes) Kota Bima, Ahmad, S.Sos, Selasa 23 Januari 2023.

Beberapa wilayah yang rawan DBD itu berada di bagian barat Kota Bima, tercatat sebagian besar dari keseluruhan kasus telah ditangani adalah anak anak di bawah umur 12 tahun. Nyamuk ini menempati air yang bersih dan genangan air yang tersembunyi.

Ahmad menjelaskan, pemerintah Kota Bima telah mengeluarkan instruksi untuk penanganan terkait DBD melalui Instruktsi Walikota  di bulan Januari 2023, ke seluruh Organisasi perangkat dinas (OPD) hingga ke bagian terbawah pemerintah Kelurahan. “Kita himbau Kelurahan mengajak warga serta RT RW untuk bergotong-royong minimal sekali dalam seminggu,” ujar dia.

Kasus DBD mirip dengan kasus Chikungunya karena nyamuk yang membawa penyakit tersebut jenis yang sama, yakni nyamuk Aedes aegypti atau Aedes albopictus, hanya saja virus yang dibawa adalah virus yang berbeda.

Ia juga menjelaskan penanganan cepat apabila ada gejala yang berkaitan dengan dua penyakit tersebut, yakni jika terjadi panas yang berlebihan penderita harus diberi air putih, kemudian lakukan kompres dengan kain yang telah dibasahi sebelumnya, jika panasnya tidak turun segera dibawa ke tempat pemeriksaan dan laboraturium.

BACA JUGA:  Inilah Nama Pejabat Yang Dilantik Walkota Bima di Akhir Masa Jabatannya

Jika ada tanda tanda panas yang menurun, jangan berhenti untuk terus waspada, sebab bisa jadi penurunan panas itu akan kembali. “Jangan anggap panas turun itu sembuh, sebab itu fasenya akan kembali,”  ingatnya.

Kemudian ia menjelaskan sejumlah cara untuk mengantisipasi, yakni dengan menguras semua penampungan air secara rutin, menutup rapat semua penampungan air, serta mengubur barang barang bekas serta menabur bubuk pembasmi (abate).

Selain itu, warga juga diminta memelihara ikan pemakan jentik nyamuk jika memiliki kolam, menggunakan kelambu dan memasang kawat kasa di ventilasi, menggunakan obat nyamuk baik semprot, bakar ataupun oles.

Masyarakat juga agar tidak sering menggantung pakaian kotor dalam kamar yang dapat dijadikan tempat persembuyian nyamuk, serta selalu memperhatikan dan menghilangkan genangan air di dalam rumah.(Tim)