Kota Bima, BRIDA_
Untuk membekali guru dalam penerapan dan implementasi kurikulum Merdeka, SMPN 5 Gelora Kota Bima, Sabtu, 8 April 2023 menggelar Workshop Implementasi Kurikulum Merdeka (IKM) di aula Paruga Parenta sekolah setempat. Kegiatan tersebut dibuka secara resmi oleh Kepala Dinas Dikpora Kota Bima, Drs. H Supratman, MAP serta diikuti sejumlah guru di SMPN 5 Kota Bima.
Kepala Dinas Dikpora Kota Bima, Drs. H. Supratman, MAP, mengapresiasi guru-guru SMPN 5 Gelora yang telah hadir dan bersemangat untuk mengikuti kegiatan ini . “Dengan semangat mari berkolaborasi untuk menjalankan IKM di SMPN 5 Kota Bima,” ajaknya saat memberikan sambutan dalam kegiatan tersebut, Sabtu.
Dikatakannya, Kurikulum Merdeka merupakan kurikulum hasil perbaikan terhadap kekurangan-kekurangan kurikulum sebelumnya. Kurikulum Merdeka merupakan yang terbaik dari hasil evaluasi kurikulum sebelumnya karena kurikulum sebelumnya memiliki kelemahan-kelemahan sehingga kurikulum Merdeka ini melengkapi kelemahan-kelemahan tersebut.
Sementara Kepala Bidang Pendidikan Dasar (Kabid Dikdas) Dinas Dikpora Kota Bima, Muhammad Humaidin, M.Pd, menjelaskan, seorang guru harus Mandiri, Reflektif, Kolaboratif, Inovatif, serta Berpihak pada Peserta didik. “Mandiri yang berarti guru mampu motivasi dalam dirinya sendiri untuk membuat perubahan baik untuk lingkungan sekitarnya ataupun pada dirinya sendiri,” ujar dia, saat diundang sebagai Keynote Speaker di acara tersebut.
Beberapa narasumber mendampingi peserta workshop dalam membuka platform merdeka mengajar, mereka menekankan pentingnya guru untuk meningkatkan kompetensi guru melalui platform merdeka mengajar seperti yang disampaikan oleh salah seorang narasumber Sri Maryani, SE mengbingatkan para peserta mencari banyak informasi dan mengikuti pelatihan secara mandiri. Bapak Ibu juga bisa mencari contoh-contoh perangkat ajar dari platform merdeka mengajar.
Hal senada juga disampaikan salah seorang narasumber lainnya, Fris Wahyudin,S.Pd. M,Si yang menjelaskan tentang perbedaan antara kurikulum sebelumnya (Kurikulum 13) dengan Kurikulum Merdeka.
Dikatakannya, Kurikulum 2013 memiliki empat aspek penilaian, yaitu aspek pengetahuan, aspek keterampilan, aspek sikap, dan perilaku, sedangkan kurikulum merdeka lebih mengutamakan projek penguatan profil pelajar Pancasila, kegiatan intrakurikuler dan ekstrakurikuler dan alokasi waktu pembelajaran pada kurikulum merdeka lebih fleksibel daripada kurikulum 2013 yang melakukan pembelajaran rutin perminggu dengan mengutamakan kegiatan di kelas. “Kurikulum Merdeka memiliki keunggulan yaitu lebih sederhana artinya fokus pada materi esensial dan pengembangan kompetensi peserta didik pada fasenya. Belajar menjadi lebih mendalam, bermakna, tidak teburu-buru dan menyenangkan.” Pungkasnya. (tim)