Kota Bima, Timurheadlinenews_
Kepala Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kota Bima, dr.H. Fathurrahman, SKM, menyatakan, kerja keroyokan berbagai lintas sektoral diyakini akan mampu menurunkan angka stunting di Kota Bima. Hal itu disampaikan kepala RSUD itu pada launching ‘Inovasi Keroyok Stunting Posyandu on The Road’ yang digelar di Taman Ria Kelurahan Monggona Kecamatan Mpunda, Minggu 15 Januari 2023.
Menurut dia, pihaknya dengan sejumlah OPD lain di Kota Bima, seperti Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (KB) telah menyusun beberapa poin berkaitan dengan inovasi dalam upaya menurunkan angka stunting di Kota Bima, hal tersebut telah menjadi bagian program kerja selama tahun 2023. Pertama, bertindak promotif soal cara menghindari stunting, sosialiasi tersebut mencakup beberapa sasaran, yakni remaja, ibu hamil dan balita serta lingkungan.
Untuk sasaran remaja, ujar dia, semua pihak yang berada di lini paling bawah diharapkan mampu memberikan pemahaman terhadap remaja untuk menghindari pernikahan dini. “Karena stunting bisa muncul dari situ, peran Kita harus betul betul maksimal kepada sasaran remaja agar mereka tidak melakukan pernikahan dini,” ujar dia.
Sedangkan sasaran ibu hamil, menurut dia, peran kader sangat penting untuk mengingatkan ibu hamil agar selalu merawat kesehatan payudara, minimal menghasilkan puting yang proporsional, asupan gizi yang tepat sehingga pada saat melahirkan kebutuhan ASI yang sehat bisa aman, bayi terhindar dari konsumsi selain ASI. “Dengan demikian tidak melahirkan bayi prematur, dan jangan sampai para ibu kekurangan ASI pada saat bayi membutuhkan,” ingatnya.
Di sisi lain, ibu melahirkan harus diberi kelonggaran menjalankan aktivitasnya, jika mereka bekerja di instansi pemerintahan atau instansi swasta sekalipun, tetap menyisihkan waktunya untuk memberikan ASI kepada bayi. “Ini membutuhkan kerjasama semua pihak, termasuk instansi tempat ibu melahirkan bekerja juga memahami hal ini,” jelasnya.
Kemudian hal lainnya yang perlu mendapat perhatian adalah soal kesehatan lingkungan tempat bayi berkembang tumbuh, di sini bayi dan ibunya harus benar benar mendapatkan udara yang sehat dan bersih, sebisa mungkin menghindari asap rokok. “Kita tahu, pada lingkungan perokok sangat berbahaya bagi perkembangan kesehatan bayi dan juga ibunya,” bebernya.
Kendati soal menurunkan angka stunting menjadi tanggungjawab RSUD dan juga Dinas Kesehatan, akan tetapi peran dari lintas sektor untuk mendukung hal ini tidak kalah penting, misalnya terkait masyarakat tak mampu, lingkungan yang bersih dan lainnya adalah tanggungjawab bersama semua lintas sektoral, dimana para pihak lintas sektoral mengambil inisiatif sesuai dengan bidang tugasnya masing masing.
Selain itu, peran dan kerjasama antara organisasi kesehatan, baik Ikatan Bidan Indonesia (IBI) Ikatan Dokter Indonesia (IDI) dan juga Persatuan Perawat Nasional Indonesia (PPNI) di Kota Bima diharapkan mampu melakukan inovasi membuka pelayanan konsultasi kesehatan 24 jam melalui aplikasi. “Dengan demikian harapan Indonesia menuju bebas stunting dapat tercapai,” tutupnya. (tim)