Kota Bima, Timurheadlinenews_
Madrasah Tsanawiyah Negeri (MTsN) 1 Kota Bima, mengandalkan program Boarding school sebagai program unggulan, program yang mengadopsi pendidikan pesantren ini menjadi program yang diminati oleh orangtua siswa yang menyekolahkan anaknya di madrasah. Sejak dibuka tujuh tahun lalu, alumni Program Boarding school sudah tersebar ke sejumlah sekolah yang lebih tinggi, dan banyak melanjutkan di berbagai pesantren di Jawa mapun Lombok.
Kepala MTsN 1 Kobi, Drs. Adnan menyatakan, sejak dibuka tujuh tahun lalu program ini sudah berjalan dengan baik dengan system pendidikan pesantren, dimana siswa yang mengikuti mondok dalam asrama yang disediakan oleh madrasah. “Sejak Kita Buka waktu itu oleh Kepala Madrasah yang lama, sudah banyak yang mendaftar, namun Kita seleksi karena ruangan terbatas,” katanya pada Timurheadlinenews beberapa hari lalu.
Ia mengakui Kementerian Agama (Kemenag) membantu dalam pembangunan gedung yang berada di areal Madrasah, nilai total pembangunan gedung bertingkat sekitar Rp3 miliar dibangun delapan tahun lalu, namun dalam prsoes selanjutnya biaya rutin opresional santri diatur oleh pihak Madrasah. Proses KBM mengadopsi pesantren, siswa tinggal di dalam asrama dengan aturan yang dibuat sesuai dengan kondisi umum pesantren.
Ia juga memaparkan, saat ini puluhan santri terdiri dari putri dan putra tinggal dalam asrama, mereka mengikuti pembejalaran tentang agama Islam dan hafalan alquran dan Hadits yang dibimbing oleh para ustadz/ustadzah sesuai bidangnya masing masing.
Diakuinya, banyak orang tua yang ingin mendaftarkan anaknya di program ini, akan tetapi jumlah yang diterima terbatas, karena kondisi asrama yang belum mencukupi dan juga tenaga pengajar, tahun ini saja kata dia, terhitung ratusan yang mendaftar akan tetapi pihaknya hanya menerima puluhan santri baik dari putri maupun putra. “Siswa yang tidak lolos tetap kita terima di reguler, dan ada program lain yang boleh dikurti di reguler,” katanya.
Beberapa waktu lalu pengelola boarding school telah mengadakan uji publik bagi santri yang telah menghafal Alquran juz 30, karena santri baru atau kelas 7 Madrasah diharuskan menghapal juz 30, orangtua diundang saat acara tersebut untuk menyaksikan secara langsung bagaimana putra putri mereka menghapal di depan para ustadz ustadzah sebagai tim penguji. “Para orangtua sangat mengapresiasi dan Kita berharap akan terus ada dukungan dari masyarakat untuk program ini,” ujarnya.
Ada banyak keunggulan bagi siswa Boarding School, dalam hal ini santri Pondok, apalagi dalam situasi pandemi covid 19, saat sekolah lain tidak diperbolehkan belajar tatap muka, santri belajar seperti biasa di dalam asrama pondok, dan mengikuti kegiatan belajar dan mengaji secara rutin dan teratur.
Seperti aturan Umum Pesantren, santri tidak diperbolehkan membawa serta handphone dalam pondok, jika membutuhkan komunikasi dengan pihak orangtua mereka tinggal melapor ke pengurus pondok di sana di sediakan handphone, jika ada keperluan atau keluhan santri yang sakit pengurus langsung melaporkan ke orangtua. “Kita juga berharap program ini akan terus berlanjut, Kita juga secara rutin mengundang Komite untuk membahas apa yang Kita lakukan,” pungkasnya. (tim)