Kota Bima, Timurheadlinenews_
Masalah kekerasan terhadap Perempuan dan anak masih menjadi PR pemerintah hingga saat ini yang belum mampu diminimalisir, berbagai Upaya telah dilakukan untuk menekan angka tersebut oleh pemerintah Kota Bima melalu Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (DP3A) Kota Bima bekerja sama dengan sejumlah unsur yang berkaitan.
Walikota Bima H. Muhammad Lutfi, SE, mengungkapkan Kekerasan terhadap perempuan dan anak merupakan suatu fenomena yang sering terjadi di tengah-tengah masyarakat, data tahun 2023 tercatat 38 kasus Kekerasan yang terjadi di Kota Bima.
“Ini merupakan penyakit di tengah masyarakat, saya meminta kepada seluruh tokoh masyarakat dan tokoh agama agar memberikan edukasi kepada kaum laki-laki bahwa hukuman terhadap pelaku tindak kekerasan terhadap perempuan dan anak sangatlah berat,” ujar Walikota saat Sosialisasi bersama DP3A di Halaman Kantor Camat Rasanae Timur, Senin, 4 September 2023.
Acarab yang dirangkaikan dengan dirangkaikan dengan penyerahan secara simbolis bantuan peralatan kewirausahaan tersebut Turut dihadiri pula oleh Asisten I Setda Kota Bima, Kapolres Bima Kota, Dandim 1608, Kepala Dinas DP3A, Kepala Kesbangpol, Kepala Bapedda Litbang Kota Bima, serta dihadiri oleh Camat Rasanae Timur, Lurah se-Kecamatan Rasanae Timur.
Tak hanya itu, pernikahan usia anak di Kota Bima semakin meningkat sehingga Pemerintah Kota Bima memperluas tanggung jawab terhadap Kecamatan, Kelurahan, orang tua, tokoh masyarakat, juga wajib untuk mendengarkan suara anak-anak, mencegah pacaran dengan kekerasan, mengembalikan marwah pendidikan agama sebagai basis dalam pencegahan perkawinan anak.
Paling penting lagi, ujar Walikota yang akan mengakhiri masa jabatan September tersebut adalah Menggunakan ajaran kebaikan, ketulusan dan saling menolong antara sesama mencegah kekerasan berbasis seksual yang terjadi pada remaja dengan pacaran yang vulgar.
Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk selalu memberikan arahan dan contoh yang baik bagi generasi muda.
“Kedepannya saya berharap agar tidak lagi tercatat kasus kekerasan terhadap Perempuan dan Anak di Kota Bima, mari kita saling menasehati antara satu sama lain karena ini merupakan tanggung jawab kita semua untuk menjaga generasi-generasi penerus bangsa,” Ujarnya.
Sosialisasi tentang bahaya kekerasan terus dilakukan di berbagai wilayah oleh DP3A, kerja sama terbuka dengan RT/RW tokoh Masyarakat, tokoh Agama dan perempuan juga menjadi kunci agar kasus tersebut tidak melonjak, perlu adanya pemahaman agar kasus ini dipicu beberapa faktor, termasuk pernikahan dini, masalah ekonomi serta kurangnya bimbingan dari para orangtua pemahaman terkait resiko pernikahan dini.
Diakhir Wali Kota Bima menyerahkan secara simbolis Alat Tenun, alat masak dan alat Kue Kering kepada masyarakat di Kecamatan Rasanae Timur.(tim)