Sejauh Apakah Program ‘BISA’ Efektif Diterapkan?

Headline12 Dilihat

Lomba lingkungan yang digelar oleh pemerintah Kota Bima cukup menarik perhatian banyak pihak saat ini, di Tengah isu krusial tentang kebersihan serta Kesehatan lingkungan, pemerintah berupaya keras mendorong Masyarakat untuk melakukan terobosan guna menjamin lingkungan tetap bersih dan sehat.

Pemkot Bima dibawah Kepemimpinan Wali Kota H A Rahman H Abidin, SE dan Wakil Wali Kota Feri Sofiyan, SH, telah mencanangkan Program BISA (Bersih Indah Sehat dan Aman) sebagai moto membangun Kota Bima, program ini telah disosialisasikan ke masyarakat melalui Perangkat Daerah, Camat dan Lurah, Bagaimana Program ini bisa berjalan Efektif? berikut catatan Tim Redaksi Timurheadlinenews.

bahkan untuk mendukung program tersebut Pemkot telah melaksanakan lomba Lingkungan yang diberi nama Lomba Lingkungan Program BISA yang diikuti oleh seluruh Organisasi Perangkat Daerah lingkup Pemkot Bima. “Dimulai dari individu, kelompok kecil dan seluruh elemen harus menyadari pentingnya menjaga lingkungan,”

Sebelumnya, BRIDA Kota Bima telah melakukan berbagai Riset tentang isu lingkungan, Dimana salah satunya didapati berbagai persoalan didalam pengelolaan sampah serta penataannya, selaras dengan Program BISA yang dicanangkan oleh kedua Pemimpin Kota Bima saat ini, sudah seharusnya masalah tersebut ditemukan Solusi tepat, bukan saja soal penanganan sampah oleh pemerintah, namun kesadaran sudah seharusnya tumbuh di kalangan Masyarakat, sebab sejatinya, kebersihan itu akan dirasakan manfaatnya oleh semua orang yang berdiam di sebuah wilayah tertentu. Jika lingkungan bersih dan tumbuh kesadaran untuk menjaganya maka aktivitas dan mobilitas Masyarakat tentu akan semakin sehat.

Kesehatan lingkungan itu bukan didapat dari hanya melihat dan menonton, namun butuh aksi nyata, dilakukan oleh Indifidu maupun kolektif yang berada di wilayah masing-masing, orang luar, tentu saja tidak akan peduli dengan lingkungan Kita, kesadaran tidak membuang sampah sembarangan, pengaturan saluran pembuangan limbah, dan tidak berlebihan menggunakan produk berkemasan plastik, Adalah Sebagian dari upaya untuk mengurangi resiko pencemaran dan menumpuknya sampah. Sudah sepatutnya, kesadaran itu harus dibangun mulai dari lingkungan individu keluarga dan llingkungan sekitar. Jika hal ini berjalan, tentu saja tidak akan ada kesulitan mengatasi masalah sampah, Kesehatan, maupun pencemaran.

Menurut hasil riset BRIDA tentang Kesehatan Lingkungan, yakni, tentang penyebab DBD yang dilakukan pada Tahun 2023 silam, salah satu faktornya Adalah kurangnya kesadaran Masyarakat mengatur pembuangan sampah, di samping penataan drainase yang kurang tepat telah meyebabkan air saluran tidak berjalan sebagaiamana mestinya, tumpukan sampah yang dibuang sembarangan di selokan telah menghambat aliran air sehingga menyebabkan air tergenang, di sanalah jentik berkembang biak dan menjadi nyamuk dewasa pembawa bibit DBD. “Pada intinya Adalah soal kepedulian dan kesadaran akan kebersihan, banyak dari Kita yang apatis tentang masalah bagaiaman mengatur agar sampah tidak di buang sembarangan” ujar salah satu peneliti BRIDA yang telah merekomendasikan hasil peneliatian tersebut ke pemerintah Daerah.

Selain itu, BRIDA juga  sempat menjadi inisiator Gerakan Mari BeStie yakni Gerakan Bersih bersih Tiga puluh Menit, digaungkan sejak tahun 2023 silam, Gerakan ini mengajak semua pihak untuk memanfaatkan waktu sebelum masuk kantor  selama tiga puluh menit membersihkan sampah di sekitar unit kerja masing masing, BRIDA masih melakukannya dan masih efektif hingga saat ini, kampanye aksi bersih ini seharusnya menjadi Gerakan bersama seluruh OPD, di Kelurahan hingga ke Tingkat RT, namun  Pada akhirrnya, gerakan apapun yang dilakukan pemerintah tentang pentingnya menjaga lingkungan tetap bersih, jika tidak didukung dengan kesadaran kolektif dari Masyarakat maka tentu saja hasilnya akan sia sia. Mari Kita mulai melakukan pembenahan untuk menjaga diri dan lingkungan Kita tetap bersih dan sehat.(***)